Uncategorized

Doa Duniawi

Di bulan Ramadhan ini, ada yang berdoa semoga keinginan untuk mendapatkan buah hatinya terwujud

Ada yang berdoa semoga dagangannya laku, supaya anak-anaknya bisa beli baju

Ada yang doanya semoga penyakit orang tuanya segera diangkat, sehingga bisa berkumpul bersama lagi

Ada yang mulai menghitung kira-kira akan dapat THR berapa, karena itu kesempatan memenuhi pos-pos kebutuhan

Ada yang berharap semoga tahun ini dapat kerja, setelah tahun lalu kena lay-off

Sementara gue, berdoa semoga bisa menghasilkan pekerjaan yang baik, berhenti jadi yang paling bodoh dan hanya jadi beban team.

Advertisement
Standard
Uncategorized

Marah

Sabar

Sabar

Sabar

Puncaknya gue akan menyerah.

Kalau gue sudah menyerah, artinya gue sudah ada dititik tidak lagi bisa toleran. Cukup sampai disitu saja.

Tidak dengan selalu marah, cukup pergi. Stok sabar untuk hal itu sudah habis.

Sabar untuk yang lain masih ada.

Jadi maaf kalau sehabis itu saya pergi, jangan jadikan sabar saya sebagai lahan kamu menginjak-nginjak.

Standard
djounal, life

Universe Talks

Senin 22:37 – Selasa, 00:21

RSUD Tarakan, Jakarta.

Halo, Dinda disini. Sedang berkutat dengan freelance tapi ga punya ide, disamping gue ada Ibu yang sedari tadi siang selesai di athroscopy dan sekarang sedang tertidur meski sesekali bangun meringis kesakitan karena kakinya yang abis di operasi.

Sedari tahun lalu lutut Ibu ada pengapuran dan tingkatnya sudah cukup parah. Gue dan keluarga mencari banyak informasi dari orang-orang terdekat dan internet (ya millenials banget) akhirnya Ibu memutuskan untuk athroscopy. Setelah berkutat selama 4 bulan dengan faskes 1, Rumah sakit tipe C, sampai akhirnya ke RSUD Tarakan, akhirnya baru hari ini Ibu dioperasinya.

Lalu apa hubungannya dengan universe talks?

ada, ada hubungannya dengan hidup gue.

Beberapa waktu lalu, gue menyadari diri gue not-so-happy-and-passionate-anymore dengan pekerjaan gue. Tapi tentunya karena gue butuh duit maka gue mengesampingkan pikiran itu dan tetap bekerja sebagai mana mestinya. Bahkan gue sempet liburan untuk me-refresh pikiran gue supaya bisa balik kerja seperti biasa. Oiya, pernah juga nyoba curhat online, tapi ternyata tidak efektif ya saudara sekalian.

Tentunya, perasaan buntu itu “hilang dan timbul” lagi, pokoknya soundtrack gue kali itu Adele – chasing pavements lah! Tapi dasar anaknya kebanyakan mikir, gue selalu maju mundur tiap kali mau mengatakan resign. Alasannya, mulai dari butuh uang, hingga gue belum punya back up plan kalaupun gue resign nantinya.

Awal tahun yang seharusnya punya semangat baru, gue malah merasa berada dititik terendahnya, tapi gue merasa gue ga punya alasan untuk keluar kalau hanya sekedar “tidak lagi punya passion”, lucunya disaat gue merasa se-hopeless enggak tau mau gimana ini, keluarlah keputusan Ibu untuk operasi. okay, Universe, i got your code :). Lalu munculah keyakinan, ini memang waktunya.

Gue percaya dengan universe talks, untuk gue yang terlalu banyak mikir ada saatnya gue merasa hopeless dan ga capable untuk ngambil keputusan sehingga gue butuh bantuan-Nya. Jadi terkadang gue cuma bisa berdoa sambil ngasih alternatif – alternatif permintaan gue (iya, anaknya tetep banyak mau) kemudian biarlah Allah yang menjawab doa gue dengan caranya.

Seperti keputusan resign ini. Hati gue lega ketika Ibu operasi, gue bisa nemenin Ibu full day.






Standard